Powered By Blogger

Sabtu, 17 Maret 2012

Cinta Orangtua Jadi Kunci Perkembangan Otak Anak

img
(Foto: Thinkstock)

 Dulu setiap anak yang memiliki penyakit mental, dari depresi, skizofrenia hingga autisme maka salah satu yang disalahkan adalah peran ibu yang kurang. Tapi belakangan diketahui cinta orangtua memang menjadi kunci perkembangan otak anak.

Meski sebenarnya, selain peran orangtua dalam mendampingi perkembangan anak, faktor genetik juga menyebabkan ketidakseimbangan kimia di otak.

Selama dekade terakhir serangkaian penemuan-penemuan ilmiah telah menunjukkan bahwa faktor biologi setidaknya sama porsinya dengan faktor lingkungan dan faktor genetik dalam mempengaruhi penyakit mental pada anak. Faktor lingkungan tunggal yang paling kuat adalah cinta yang anak terima dari orang tua.

Hal tersebut merupakan tinjauan dari banyak studi yang telah dilakukan mengenai penyakit mental pada anak. Dalam sebuah penelitian baru dalam Prosiding National Academy of Sciences menunjukkan bagaimana peran orang tua tidak hanya mengubah hati dan pikiran, tetapi juga otak anak.

Penelitian tersebut dilakukan oleh para peneliti di Washington University di St Louis dengan melibatkan 92 anak berusia 3-6 tahun. Penelitian tersebut mengamati peran orang tua dalam membantu anaknya menghadapi tugas yang agak membuat stres yang memang dirancang untuk menyerupai stres dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa tahun kemudian, rata-rata anak memiliki ukuran area otak yang disebut hippocampus yang diukur dengan menggunakan pencitraan resonansi magnetik (MRI). Pengamatan pada penelitian ini dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi ukuran hippocampus.

Para peneliti menemukan bahwa anak dengan peran ibu yang lebih baik dalam membantu anak menghadapi stres sehari-hari, memiliki hippocampus yang signifikan lebih besar. Anak yang memiliki hippocampus kecil akan mengalami peningkatan risiko untuk masalah depresi dan gangguan stres pasca trauma pada penyakit Alzheimer.

"Jika dalam kondisi depresi, serta memiliki hippocampus kecil dapat diprediksi bahwa tidak akan merespons untuk antidepresan dibandingkan dengan orang yang memiliki hippocampus yang besar. Memiliki hippocampus kecil meningkatkan risiko untuk segala macam gangguan mental," kata Dr. Charles Raison, seorang profesor psikiatri dari University of Arizona, Tucson seperti dilansir dari CNNHealthNews, Selasa (13/3/2012).

Hal tersebut juga berlaku untuk merokok seperti pada anak yang dengan penyalahgunaan narkoba karena kurang perhatian dari orangtua. Selain untuk melindungi terhadap penyakit otak, volume hippocampus yang besar juga sangat diperlukan karena merupakan daerah otak yang memainkan peran besar dalam pengelolaan stres dan tekanan hidup sehari-hari.

Hippocampus sangat penting bagi kemampuan untuk membentuk dan menyimpan kenangan pribadi. Hal tersebut juga merupakan masalah pokok untuk respons stres dan respons inflamasi. Kedua hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan pada organ tubuh dan otak jika tidak dikelola dengan baik.

Sehingga ekspresi cinta dari orang tua sama kuatnya dengan gen dan bahan kimia yang membawa kecenderungan untuk gangguan mental pada anak. Otak manusia memang sangat kompleks, sehingga setiap hasil dari fungsi otak tidak hanya dipengaruhi oleh faktor tunggal. Namun proses tersebut merupakan kombinasi faktor dari gen, bahan kimia dan lingkungan.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar